Harga bebek di wilayah bantul Rp.32.000,- s/d Rp.35.000,- untuk umur 3-4 bulan, berat 1,6Kg - 1,8Kg.
Harga bebek yang sudah siap untuk betelur sekitar Rp.40.000,- s/d Rp.50.000,-
Dan harga bibit/anak bebek berkisar Rp. 3.000,- s/d Rp.3.500,- /ekor (BETINA) Rp. 2.000,- s/d Rp.2.500,- (JANTAN)untuk umur < 1 minggu.
itu harga dari peternaknya langsung.


Harga bibit/anak menthok Rp.6.500,- s/d Rp.9.000,-
Harga menthok betina Rp. 30.000,- s/d Rp. 37.000,- berat 1,5Kg - 1,8Kg
Harga menthok jantan Rp.43.000 s/d Rp. 50.000,- berat 1,5Kg - 2Kg
semua untuk ukuran dewasa.

date Sabtu, 01 Agustus 2009

BUDIDAYA BROILER

1. SEJARAH SINGKAT

Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.

2. SENTRA PETERNAKAN

Ayam telah dikembangkan sangat pesat disetiap negara. Di Indonesia usaha ternak ayam pedaging juga sudah dijumpai hampir disetiap propinsi

3. J E N I S

Dengan berbagai macam strain ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak tidak perlu risau dalam menentukan pilihannya. Sebab
semua jenis strain yang telah beredar memiliki daya produktifitas relatif sama.
Artinya seandainya terdapat perbedaan, perbedaannya tidak menyolok atau sangat kecil sekali. Dalam menentukan pilihan strain apa yang akan dipelihara, peternak dapat meminta daftar produktifitas atau prestasi bibit yang dijual di Poultry Shoup. Adapun jenis strain ayam ras pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo, CP 707.

4. MANFAAT

Manfaat beternak ayam ras pedaging antara lain, meliputi:

1) penyediaan kebutuhan protein hewani

2) pengisi waktu luang dimasa pensiun

3) pendidikan dan latihan (diklat) keterampilan dikalangan remaja

4) tabungan di hari tua

5) mencukupi kebutuhan keluarga (profit motif)

5. PERSYARATAN LOKASI

1) Lokasi yang cukup jauh dari keramaian/perumahan penduduk.

2) Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.

3) Lokasi terpilih bersifat menetap, artinya tidak mudah terganggu oleh keperluan-keperluan lain selain untuk usaha peternakan.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan)

6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

  1. Perkandangan
    Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi: persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60-70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.

  1. Peralatan

a. Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.

b. Indukan atau brooder
Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.

c. Tempat bertengger (bila perlu)
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.

d. Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus

e. Alat-alat rutin
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.

3. Pembibitan
Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya
b) pertumbuhan dan perkembangannya normal
c) ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya.
d) tidak ada lekatan tinja di duburnya.

  • Pemilihan Bibit dan Calon Induk
    Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken)/ayam umur sehari:

a. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.

b. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .

c. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.

d. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.

e. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.

f. Tidak ada letakan tinja diduburnya.

  • Pemilihan Bibit dan Calon Induk
    Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah yang bersangkutan.

4. Pemeliharaan

  1. Pemberian Pakan dan Minuman
    Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).

a. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:

- kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.

- kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor.
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

b. Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:

- kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.

- kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor, minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.

Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:

a. Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah
sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.

b. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.

5. Pemeliharaan Kandang
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.

7. HAMA DAN PENYAKIT

Penyakit

1. Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering; (2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.

2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.

3. Hama

1. Tungau (kutuan)
Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
Pengendalian: (1) sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat; (2) dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.

8. P A N E N

Hasil Utama
Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam

Hasil Tambahan
Usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran kandang dan bulu ayam.

9. PASCA PANEN

Stoving
Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground)

Pemotongan
Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.

Pengulitan atau Pencabutan Bulu
Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7- 54,4 derajat C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.

Pengeluaran Jeroan
Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap dimasak dalam kemasan terpisah.

Pemotongan Karkas
Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam didinginkan dan dikemas.

date

Tips Meningkatkan Produktivitas Ayam Kampung


Agar ayam kampung yang kita pelihara sehat, cepat besar dan mampu berproduksi secara optimal, maka perlu diberikan makanan tambahan juga pelaksanaan program vaksinasi yang tepat. Apalagi?

Ayam kampung dipelihara oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia terutama di pedesaan. Ayam ini memang dapat mencari makan sendiri, sehingga biasanya pemeliharaannya dengan dilepas begitu saja tanpa diperhatikan kesehatannya, pertumbuhan maupun produksinya.

Walaupun demikian, ternak ini memiliki potensi yang cukup besar dalam mendukung ekonomi dan konsumsi protein hewani masyarakat. Untuk menjadikan ayam kampung ini sebagai ternak komersial, maka produksinya perlu ditingkatkan. Bagaimana caranya ?

Paling tidak ada empat tindakan yang harus dilaksanakan bila ingin mendapatkan ayam kampung yang berproduksi tinggi, yaitu :

1. Vaksinasi ND secara teratur
Sudah umum diketahui bahwa penyakit tetelo/ sampar/ New Castle Disease (ND) merupakan momok utama penyebab kematian ayam kampung.Penyakit ini biasanya terjadi pada saat pergantian musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Karena disebabkan oleh virus, satu-satunya cara untuk menghindarkan ayam dari serangan penyakit ini adalah dengan menciptakan kekebalan pada tubuhnya, denganmelakukan vaksinasi ND secara teratur.

Vaksinasi ND sebaiknya dilaksanakan dengan program 4 4 3 3, artinya ayam mulai divaksin ND pada umur 4 hari dengan cara tetes mata atau hidung memakai vaksin strain F. Setelah itu diulang kembali pada umur 4 minggu dengan cara tetes mata/hidung, tetapi bila memungkinkan untuk disuntik dapat saja dilakukan penyuntikan pada otot dada atau paha.

Kemudian divaksin kembali (revaksinasi) pada umur 3 bulan dengan cara disuntik menggunakan vaksin strain K dan diulang setiap 3 bulan sekali. Tanpa melaksanakan vaksinasi ND secara teratur, ayam kampung yang dipelihara tidak dapat hidup seperti yang diharapkan terutama pada anak-anaknya (antara 1-30 hari).

2. Beri makanan tambahan
Ayam kampung memeng dapat mencari makan sendiri bila dilepas di pekarangan atau tempat-tempat lain. Tetapi makanan yang diperolehnya ini belum tentu mencukupi kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang lebih baik, sehingga pertumbuhan, kesehatan dan produksinyapun akan berpengaruh. untuk itu, untuk mendapatkan ayam kampung yang sehat, cepat besar dan mampu berproduksi optimal diperlukan makanan tambahan.

Makanan tambahan ini dapat saja berupa hasil atau limbah pertanian seperti jagung, ketela, gabah, dedak bahkan limbah dapur atau makanan sisa dapat diberikan, asalkan cukup bergizi. Pemberian makanan tambahan ini sebaiknya dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Maksud diberikan pagi hari saat ayam akan mengembara mencari makan, agar tubuhnya cukup kuat, memiliki tenaga/energi, sehingga akan lebih kuat dan lincah baik dalam mencari makan maupun bahaya yang mungkin dihadapi.

Sedangkan pemberian pada sore hari, yakni pada saat ayam akan tidur maksudnya adalah untuk melengkapi kekurangan makanan yang diperoleh selama pengembaraannya. Makanan ini diperlukan untuk proses pertumbuhan maupun produksinya.

3. Membuatkan kandang
Hal ini jarang sekali diperhatikan oleh pemelihara ayam kampung, padahal jika dikaji kandang ini cukup penting artinya bagi perkembangbiakan ternak. Selain tempat untuk berteduh waktu hujan, untuk bermalam dan tempat kegiatan reproduksi (bertelur dan mengerami telurnya), kandang dapat pula menyelamatkan ayam dari ancaman binatang buas.

Yang terpenting, dengan membuatkan kandang, ayam akan lebih mudah ditangkap pada saat akan melaksanakan vaksinasi ND maupun pada saat akan dijual. Jadi peranan kandang selain untuk melindungi ayam dari segala macam gangguan juga untuk memudahkan tata laksana perawatannya.

4. Penanganan khusus pada anak dan induk
Tujuannya untuk mempercepat atau melipatgandakan perkembangbiakannya. Penanganan khusus pada anak ayam adalah dengan melakukan penyapihan lebih awal. Anak ayam harus disapih pada umur 1 hari atau pada umur 1 bulan, karena pada saat umur 1 bulan anak ayam sudah dapat mencari makan sendiri.

Jika penyapihan dilakukan pada saat umur 1 hari, maka harus dipelihara dalam kandang khusus (box), diberi makanan bergizi dan pemanas (induk buatan) dan jangan lupa divaksinasi. Dengan penyapihan lebih awal ini seekor induk dapat berproduksi lebih banyak daripada dibiarkan mengasuh terus anaknya. Jika dibiarkan mengasuh terus anaknya, induk hanya akan berproduksi setiap 2-3 bulan sekali (4-6 kali dalam setahun.

Perlakuan khusus terhadap induk adalah perlakuan yang diberikan kepada induk yang disapih, baik dari telurnya maupun dari anak-anaknya. Induk yang disapih dengan anaknya atau yang telurnya diambil (tidak dibiarkan mengerami) ditangkap dan dimandikan setiap pagi hari selama 3-4 hari dan diberikan makanan yang lebih bergizi, bila perlu dikurung bersama pejantan. maksud perlakuan ini adalah untuk menurunkan suhu tubuhnya, yang pada saat mengerami telur atau saat mengasuh anaknya, suhu tubuh tinggi. Ini diperlukan untuk memberikan kehangatan baik pada telur yang dierami maupun anak yang diasuh.

Dengan menurunkan suhu tubuh maka sikap mengeram atau mengasuh anak akan berkurang bahkan hilang. Apalagi bila dirangsang dengan makanan bergizi dan pejantan, maka proses peneluran akan lebih cepat timbul. Biasanya induk yang diperlakukan demikian akan bertelur kembali setelah 7-10 hari dari saat perlakuan.

Dengan melaksanakan keempat tindakan tersebut diatas secara utuh diharapkan ayam kampung akan memberikan nilai tambah yang cukup besar dalam mendukung ekonomi keluarga maupun konsumsi protein hewani keluarga dapat lebih tercapai.

Meraup untung dari Ayam Kampung

Agrobisnis seperti sumur yang tak pernah kering. Ini bukan omong kosong.ketika industri lain ambruk diterjang badai krisis moneter, sektor ini terbukti tetap tegar. Benarkah ? bagi yang komponen lokalnya dominan, jawabannya : benar.

Dibidang peternakan, misalnya, usaha ayam ras(ayam pedaging) langsung terkapar ketika krisis berlangsung. Maklum ayam jenis ini banyak menelan dollar, mulai dari bibit, bahan baku pakan, obat-obatan hinggaperalatan.

Lain cerita kalau yang diternakan ayam kampung atau ayam buras(bukan ras) yang 100 % asli Indonesia. Menurut data Ditjen Peternakan, tahun 1998 populasi ayam kampung mengalami peningkatan sekitar 1 % dibanding tahun sebelumnya, jauh berbeda dengan ayam ras yang anjlok sampai 70 %.

Produksi telur ayam ras (leghorn) petelur misalnya bisa mencapai 300 butir setahun. Sementara ayam kampung yang dipelihara secara khusus paling banter hanya 100 butir telur. Begitu juga dengan ayam ras pedaging (broiler). Tubuhnya cepat bongsor, dalam 30 hari bisa mencapai 1 kg. Sementara ayam kampung membutuhkan 3 bulan untuk mencapai bobot hidup yang sama . Hanya saja harga daging dan telur ayam kampung lebih tinggi, itu kelebihannya.

Keuntungannya jelas

Bila serius keuntungan usaha penetasan ayam kampung ternyata cukup menggiurkan. Saat ini harga sebutir ayam kampung Rp 800. Sementara harga seekor anak ayam yang baru menetas atau biasa disebut DOC (Day Old Chick), sekitar Rp 2000 perekor, berarti kalau ditetaskan untungnya lebih dari 100 % ? memang besar.

Mencari telur

Pada dasarnya tidak sulit asal mau telaten. Sebab, telur bisa diperoleh di kampung-kampung. Pada pemeliharaan trdisional, umumnya setiap induk melakukan perkawinan dengan ayam pejantan. Sehingga telur yang dihasilkan merupakan telur yang bertunas atau yang bisa di tetaskan. Bisa juga melalui penjual jamu gendong, dipasar-pasar lokal juga mudah ditemukan.

Mesin penetas

Mesin tetas bisa didapat dengan dua cara. Jika punya uang bisa membeli mesin tetas sendiri. Harganya antara Rp 700 ribu hingga Rp 5 juta, tergantung daya tampungnya. Untuk alat yang satu ini, banyak yang dijual disekitar Tangerang.

Kalau mau menyewa bisa dicari sekitar Rawa Belong, Jakarta Barat. Akan lebih untung kalau memiliki mesin penetas sendiri dengan kapasitas yang besar. Selain dipakai sendiri, juga bisa disewakan.

Pemasaran

Tak usah bingung memasarkan anak ayam. Banyak jalannya. Antara lain melalui Koperasi Peternak ayam buras Jakarta. Atau bisa langsung bekerja sama dengan peternak ayam buras. Kalau belum puas dengan hasil anak ayam, bisnis ini bisa dikembangkan sebagai bisnis terpadu. Artinya, selain anak ayam, juga beternak ayam pedaging (broiler) dan telur.

Pakan Di buat sendiri

Siapa yang tak ingin usahanya berkembang. Untuk itu, ada baiknya seorang peternak juga menguasai pembuatan pakan. Sejak krisis berlanjut, tidak sedikit pengusaha peternakan, baik ayam pedaging maupun petelur, yang gulung tikar. Penyebabnya ya, karena sebagian besar bahan bakunya mengandalkan impor. Sementara pakan dari bahan baku lokal yang sebenarnya dari sisi kualitas tidak kalah, masih jarang dilirik peternak.

Dari pada buang duit untuk membeli bahan pakan ternak ada baiknya mempelajari kiat membuat pakan sendiri seperti yang disajikan dibawah ini. (Tabel I & II).

Pola usaha ini sudah dujalani Ekok Wakradiharjo, peternak ayam kampung yang bermukim di Jagarkarsa, Jakarta Selatan. Dengan menggunakan pakan lokal ia mampu memetik penghasilan lumayan besar.

Dari 1000 ekor ternaknya, minimal setiap bulan mengantungi keuntungan Rp. 1,4 juta. Itu baru dari hasil penjualan ayam kampung pedaging. Jadi belum termasuk telur, ayam afkiran dan kotoran ayam yang belakangan ini jadi rebutan petani karena harga pupuk kimia sangat mahal.

Ciri umum bibit unggul

  • Bagian tubuh tak ada yang rusak atau cacat. Misalnya kaki utuh dan leher lurus. Otot kempal dan kuat terutama dibagian paha dan dada. Tulangnya juga kuat
  • Susunan bulu teratur,saling meng- himpit dan tampak mengkilat. Kondisi bulu yang baik tersebut mencerminkan keadaan kulit yang baik pula.
  • Mata cerah dan pandangannya tampak tajam.
  • Gerakannya gesit yaitu mudah berontak bila dipegang.
  • Ukuran badannya sedang, tidak kurus dan tidak gemuk.
  • Induk jantan mempunya jengger yang berwarna merah cerah, kepala tampak kokoh,paruh pendek,tajam dan kuat. Selain itu, keturunannya bukan berasal berasal dari anak induk betina.
  • Jarak ujung tulang dada dengan cloaca(dubur) berjarak minimal 3 jari tangan

MANFAAT MEMELIHARA AYAM KAMPUNG

Bagi masyarakat Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Sejak kecil kita setiap hari bisa melihatnya. Walau saat ini ayam kampung dikota-kota besar sudah jarang terlihat berkeliaran bebas, bukan berarti keberadaannya punah. Di pinggiran kota masih banyak orang memelihara ayam kampung. Baik dibudidayakan secara sungguh-sungguh maupun hanya sekedar peliharaan untuk memanfaatkan sisa-sisa makanan yang eman-eman kalau dibuang begitu saja.

Ayam kampung mempunyai nilai gizi yang baik. Selain itu juga mempunyai rasa yang lebih khas dan nikmat dibanding dengan jenis ayam pedaging maupun petelur. Serat yang liat dan kenyal menjadi ciri utamaya. Bahkan setiap lebaran ayam kampung identik dengan makanan yang harus diada-adakan.

Ayam kampung mempunyai keistimewaan dibanding yang lain, diantaranya : Ayam kampung lebih tahan terhadap penyakit. Tahan dan mudah menyesuaikan dengan cuaca di Indonesia. Makanannya mudah, bahkan bila di pelihara ala kadarnya cukup diberi makanan sisa-sisa. Dapat dilepas secara bebas.

Tujuan utama orang memlihara ayam kampung adalah untuk diambil telur, daging, dan untuk dikembang biakkan. Ayam kampung juga siap membesarkan anak-anaknya sendiri bila dilepas bebas.

Ada dua cara memelihara ayam kampung, yaitu dipelihara dengan dilepas bebas atau istilahnya diliarkan dan yang kedua dibudidayakan. Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Ayam kampung yang dilepas bebas biasanya mempunyai tingkat kekebalan yang tinggi. Kita bisa menghemat biaya makanan. Karena ayam cukup diberi makan pagi hari saat akan dilepas berupa sisa-sisa makanan dan tambahan bekatul secukupnya. Selebihnya ayam akan mencari makan sendiri disekitar rumah. Namun cara ini juga ada kelemahannya. Ayam lambat untuk berkembang lebih banyak, karena tingkat kematian pada anak ayam relatif lebih tinggi. Waktu mengasuh terlalu lama yang berarti mengurangi produktifitas. Kita kurang bisa mengontrol keberadaan ayam. Sehingga kemungkinan dimangsa predator maupun hilang lebih tinggi.

Sedang bila kita membudidayakan dengan cara dikandangkan tentu lebih banyak keunggulanya. Walau tentu masih juga ada kekurangannya.

Ayam yang dikandangkan lebih mudah dikontrol keberadaannya. Kita bisa mempercepat populasinya dengan cara setiap ayam yang bertelur kita ambil dan kumpulkan untuk ditetaskan secara bersama dalam satu indukan atau mesin penetas. Anak ayam tidak harus ikt induknya. Namun dapat dipisah dan ditempatkan dengan pemberian panas cahaya listrik (untuk penghangat) dan makanan yang sesuai.

date